24 Januari 2024

MetaTrader 4 (MT4) adalah salah satu platform paling populer untuk melakukan trading atau perdagangan online di pasar Forex, saham, komoditas, dan mata uang kripto. Fitur utama MT4 adalah variasi metode grafis yang ditawarkan untuk menyajikan kutipan. Cukup dengan mengklik kanan pada jendela yang terbuka pada suatu pasangan mata uang, menavigasi ke "Properti", lalu ke "Umum", trader dapat memilih dari tiga jenis grafik: Bar Chart (Grafik Batang), Candlestick (Lilin Jepang), dan Line Chart (Grafik Garis). Masing-masing grafik ini memiliki karakteristik dan kelebihan uniknya, yang akan kita bahas di artikel ini.

Bar Chart

Bar Chart (Grafik Batang), atau histogram, terstruktur sebagai berikut: Setiap batang pada grafik mewakili periode perdagangan tertentu (kerangka waktu), seperti satu hari (D1), satu jam (H1), atau satu menit (M1). Bagian atas batang menunjukkan harga maksimum aset untuk periode tersebut, dan bagian bawah menunjukkan harga minimum. Tanda centang horizontal pada batang menunjukkan harga pembukaan (di sebelah kiri) dan penutupan (di sebelah kanan) untuk periode yang sama.

Memvisualisasikan Data Keuangan: Cara Menafsirkan Grafik MetaTrader1

Perkembangan jenis grafik ini terkait erat dengan evolusi pasar keuangan dan kebutuhan untuk memvisualisasikan data harga untuk analisis tren pasar yang lebih efektif. Bentuk primitif paling awal dari representasi grafis data harga muncul pada abad ke-17 dan ke-18. Namun, grafik awal ini cukup sederhana dan tidak memiliki informasi terperinci. Grafik batang modern, seperti yang kita kenal, mulai terbentuk pada akhir abad ke-19. Charles Dow, seorang jurnalis Amerika dan salah satu pendiri Dow Jones & Company, adalah tokoh kunci dalam perkembangannya. Pada tahun 1884, Dow menciptakan indeks saham pertama, yang mencakup 11 perusahaan besar Amerika. Ia menggunakan grafik untuk melacak pergerakan harga saham-saham ini, yang berkontribusi pada kepopuleran Bar Chart atau Grafik Batang. Meskipun Dow bukanlah penemu histogram dalam pengertian modern, karyanya memainkan peran penting dalam pengembangan dan penerapan grafik ini untuk analisis keuangan.

Pada awal abad ke-20, dengan berkembangnya pasar saham dan meningkatnya jumlah trader, Bar Chart  atau Grafik Batang menjadi alat standar untuk menganalisis pergerakan harga. Popularitasnya meningkat karena kemudahan interpretasi dan kemampuannya untuk menampilkan informasi harga yang terperinci. Grafik ini memungkinkan pengguna untuk dengan cepat menilai elemen-elemen kunci dari pergerakan harga, termasuk harga tertinggi, terendah, serta harga pembukaan dan penutupan untuk periode waktu yang dipilih, sehingga memungkinkan pemahaman yang mendalam mengenai tren pasar dan pengambilan keputusan yang tepat. Dengan kemajuan teknologi komputer dan perangkat lunak perdagangan seperti MetaTrader, penggunaan Bar Chart atau Grafik Batang menjadi lebih luas dan nyaman.

Candlesticks

Setiap lilin dalam Candlesticks (lilin Jepang) mewakili blok yang menunjukkan kisaran harga untuk periode tertentu. Tubuh lilin menunjukkan perbedaan antara harga pembukaan dan penutupan. Bayangan lilin menunjukkan tinggi dan rendahnya kisaran harga. Pada pengaturan standar MT4, badan dari sebuah lilin Bull berwarna hitam, dan sebuah lilin Bear berwarna putih. Namun, para trader bebas mengubah pengaturan ini dan mewarnai grafik dengan warna lain.

Diagram Candlestick sering juga disebut sebagai lilin Jepang, sebuah nama yang berasal dari sejarahnya, yang berawal dari Homma Munehisa, seorang trader dari kota Sakata, Jepang, yang juga dikenal sebagai Sokyu Homma. Pria ini adalah tokoh kunci dalam sejarah pasar keuangan, terutama dikenal karena kontribusinya dalam pengembangan metode analisis teknikal, termasuk penciptaan sistem kandil Jepang.

Lahir pada tahun 1724 dalam sebuah keluarga pedagang kaya dan menerima pendidikan yang baik, Homma menjadi terkenal karena perdagangan berasnya di Bursa Beras Dojima di Osaka, yang dianggap sebagai pasar berjangka pertama di dunia. Di sana, ia mengamati bahwa selain faktor fundamental seperti penawaran dan permintaan, psikologi dari para pedagang juga memainkan peran penting dalam pembentukan harga.

Diyakini bahwa Homma mengembangkan bentuk awal analisis lilin atau candlestick untuk memvisualisasikan kondisi emosional pasar, yang memungkinkannya untuk secara akurat memprediksi pergerakan harga dan mengumpulkan banyak uang. Meskipun detail pasti metodenya masih diperdebatkan dan diinterpretasikan, kesuksesan trading Homma Munehisa membuatnya menjadi seorang tokoh legendaris di dunia keuangan. Pendekatan dan teorinya menjadi dasar bagi banyak strategi trading modern.

Hingga tahun 1980-an, diagram Candlestick sebagian besar tidak dikenal di luar Jepang. Hal ini berubah berkat Steve Nison, seorang analis Amerika yang menemukan lilin Jepang dan kagum dengan keefektifannya. Nison mempelajari dan mengadaptasi teknik perkiraan lilin untuk digunakan di pasar keuangan Barat dan menulis beberapa buku tentang hal ini. Setelah buku-buku tersebut diterbitkan, minat terhadap lilin Jepang melonjak di kalangan para trader Barat, yang dengan cepat menyadari keunggulan metode ini. Karya-karya Steve Nison sekarang dianggap fundamental dalam bidang analisis teknikal. Saat ini, lilin Jepang banyak digunakan oleh para trader di seluruh dunia, tidak hanya di Forex tetapi juga di pasar saham, komoditas, dan mata uang kripto. Seiring berjalannya waktu, berbagai jenis dan bentuk lilin Jepang (seperti doji, palu, bintang jatuh, dan banyak lagi lainnya) telah dikembangkan, masing-masing dengan fitur dan tujuannya yang unik. Banyak pola lilin yang menandakan potensi pembalikan atau kelanjutan tren dan memungkinkan terciptanya strategi trading yang kompleks.

Namun, penting untuk dicatat bahwa analisis semacam itu membutuhkan waktu dan pengalaman untuk interpretasi pola kandil yang akurat. Trader yang berbeda mungkin menafsirkan pola yang sama secara berbeda. Studi statistik menunjukkan tingkat akurasi yang berbeda-beda, sering kali bergantung pada pola spesifik dan kondisi pasar. Oleh karena itu, disarankan untuk menggunakan analisa Candlestick atau lilin Jepang dalam kombinasi dengan bentuk analisis lain, seperti indikator teknis dan analisa fundamental.

Line Chart

Line Chart atau Grafik Garis dibuat dengan menghubungkan harga penutupan aset yang berurutan selama periode tertentu, membentuk garis sederhana yang menunjukkan arah umum pergerakan harga. Sejarah grafik garis bahkan lebih tua daripada lilin Jepang dan terkait dengan perkembangan statistik dan visualisasi data. Ini adalah salah satu metode tertua dan paling sederhana untuk merepresentasikan informasi secara grafis, yang terkait erat dengan sejarah kartografi dan ekonomi.

Meskipun asal mula dari Line Chart atau Grafik Garis tidak diketahui secara pasti, namun elemen-elemennya dapat ditemukan bahkan dalam karya-karya peradaban kuno. Bangsa Mesir dan Babilonia menggunakan metode grafis untuk menampilkan data astronomi dan geometri. Pada Abad Pertengahan dan selama masa Renaisans, ahli geografi, astronom, matematikawan, dan ilmuwan lainnya mulai menggunakan grafik semacam itu secara lebih aktif untuk memvisualisasikan pengamatan dan perhitungan mereka.

Dorongan yang signifikan terhadap penggunaan grafik statistik diberikan oleh William Playfair, seorang insinyur dan ekonom Skotlandia. Pada tahun 1786, ia menerbitkan "The Commercial and Political Atlas," di mana ia pertama kali menggunakan diagram batang dan garis, serta diagram lingkaran, untuk mengilustrasikan data ekonomi. Karyanya membuat data yang kompleks menjadi lebih mudah dipahami dan dapat diakses oleh audiens yang lebih luas, yang merupakan inovasi revolusioner pada saat itu.

Saat ini, Line Chart atau Grafik Garia digunakan di mana-mana. Grafik Garis adalah alat fundamental untuk menyajikan deret waktu dan tren dan secara luas digunakan di bidang keuangan untuk melacak perubahan harga saham, nilai tukar mata uang, dan indikator keuangan lainnya. Karena kesederhanaan dan kejelasannya, Line Chart atau Grafik Garis garis tetap menjadi salah satu alat yang paling populer untuk visualisasi data.

***

Meskipun ketiga jenis grafik – Bar Chart (Grafik Batang), Candlestick (Lilin Jepang), dan Line Chart (Grafik Garis) – memiliki tujuan yang sama dalam memvisualisasikan pergerakan harga, namun ketiga jenis grafik tersebut melakukannya dengan cara yang berbeda. Baik Bar Chart maupun Candlestick memberikan informasi lebih detail mengenai pergerakan harga, seperti harga pembukaan dan penutupan, serta harga tertinggi dan terendah dalam jangka waktu tertentu. Line Chart, di sisi lain, menawarkan pandangan yang lebih umum, dengan fokus eksklusif pada harga penutupan.

Pilihan antara grafik-grafik ini bergantung pada gaya dan preferensi dari trader, serta strategi trading mereka. Bar Chart dan Candlestick lebih cocok untuk trader aktif dan mereka yang menggunakan analisis teknis, sedangkan Line Chart sangat ideal untuk pemula atau untuk menganalisis tren jangka panjang. Bagaimanapun, memahami fitur setiap jenis grafik dan mampu menafsirkannya dengan benar adalah keterampilan utama untuk sukses dalam perdagangan di pasar keuangan.


« Artikel Bermanfaat
Ikuti kami